Pagi itu, seperti biasa. Udin ingin melakukan aktifitas bekerja.
Untuk itu dia memanggil tukang ojek yang sedak asik ngobrol di pangkalan ojek.
Datang lah bang Mamat, salah satu ojek langganan Udin juga.
Di pagi itu, bang Mamat mengendarai motornya tidak seperti biasa.
Dia kebut-kebutan seperti sedang mengjar setoran.
Namun dengan cepat juga mengantarkan Udin menuju stasiun.
Ketika sampai di stasiun Udin baru tersadar ternyata helm nya masih dipakai di kepalanya.
Lalu dia memutuskan untuk membawa helm itu berharap ketika pulang dapat bertemu bang Mamat.
Saat itu waktu tidak terasa sudah saatnya jam oulang kerja.
Namun karena terlalu banyak pekerjaan, akhirnya Udin lembur dan pulang hingga larut.
Kereta terakhirpun dia naiki. Setelah sampai di stasiun dekat rumahnya.
Dia tidak melihat adanya tukang ojek yang mangkal, namun dengan kebetulan, hanya ada bang Mamat yang saat itu sendirian.
Kemudian Udin menghampiri bang mamat dan menanyakan apakah dia masih beroperasi.
Dan kebetulan bang Mamat pun mau, akhirnya diantar lah Udin untuk pulang kerumahnya.
Singkat cerita, ditengah perjalanan tiba- tiba saja motor yang dinaiki mereka berdua mogok.
Alhasil, Udin harus berjalan kaki untuk menuju rumahnya.
Saat melalui pos ronda, ada Tito yang sedang sendirian duduk.
Tito pun bertanya, kenapa Udin pulang berjalan kaki.
Udin pun menjawab, kalau dia naik ojek bang Mamat dari stasiun, namun karena motornya mogok akhirnya dia berjalan kaki.
Tito yang saat itu mendengar cerita Udin langsung kaget.
Kemudian tito memastikan bahwa yang dinaiki Udin itu beneran ojek bang Mamat.
Udin pun meyakinkan.
Setelah Udin selesai bercerita, kemudian Tito menjelaskan, bahwa bang Mamat baru saja meninggal tadi siang karena kecelakaan.
Udin yang tidak percaya lalu diberitahu Tito bahwa berita kecelakaan itu sudah tersebar.
Kemudian Udin pun langsung ketakutan, dia dan Tito pun segera pulang kerumah.
-Selesai-